Senin, 13 Maret 2023

DIKSI DAN SENI BAHASA

RESUME PERTEMUAN 18 PELATIHAN KBMN 28


Hari/Tanggal : Jumat, 17 Februari 2023

Waktu             : Pukul 19.00-21.00 WIB

Tema              : Diksi dan Seni Bahasa

Narasumber : Bu Maydearly

Moderator     : Bu Widya Arema

 


Bismillah…

Sahabat-sahabatku, alhamdulillah kita bisa bertemu lagi. Semoga semuanya selalu ada dalam keadaan sehat wal’afiyat  dan dilancarkan juga semua urusan ya… Aamiin.

Resume ke-18 ini membahas tentang diksi dan seni bahasa, selamat membaca ya…

Kata diksi akar katanya dari bahasa latin: dictionem. Kata tersebut diserap ke dalam bahasa Inggris jadi diction yang artinya pilihan kata. Hal ini bermakna pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif, sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.

Dalam sejarah bahasa, Aristoteles, seorang filsif dan ilmuwan Yunani, memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu disebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics, sebagai salahsatu karyanya. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak nya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre.

William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa karena banyak keindahan atas sebuah kata yang tak bisa hanya disampaikan oleh bibir.diksi bak pijar bintang di angkasa yang menunjukkan dirinya dengan kilauan mempesonan dan tidak membosankan.

Beberapa jurus yang bisa kita pakai untuk mampu menulis dengan segala keindahan adalah libatkan lima macam panca indra kita.

1.  Sense of touch: penulis dengan melibatkan indra peraba. Indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yang kita rasakan pada kulit.

Contoh: pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi.

2.  Sense of smell: menulis dengan melibatkan indra penciuman, sehingga membuat tulisan kita beraroma.

Contoh: di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti , dan aroma badanmu selalu ku gantungkan di langit harapan.

3.     Sense of taste: menulis dengan melibatkan indra perasa.

Contoh: ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari kugenggam HP di tangan kiriku.

4.   Sense of sight: menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki prinsip show don’t tell.

Contoh: derit daun pintu mencekik udara di tengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan.

5.     Sense of hearing: menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar.

Contoh: derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang.

 

Luar biasa, terima kasih TSO!!!

2 komentar:

SALSÉ

Nyarandé nyalsé na amparan Suku nanggunjar aya ku genah Kali-kali ramo gerak kutak ketik Leng deui ngahuleng   Niat haté hayang ng...