Kamis, 02 Februari 2023

MARI NAIK KERETA API...

 

PERJALANAN ISTIMEWA NAIK KERETA API

Oleh: Nani

 

Sejak kecil, saya tinggal bersama orangtua di suatu tempat di wilayah Kabupaten Garut. Ketika melanjutkan kuliah pada pertengahan tahun 2002, saya mulai jauh dari orangtua. Saya kuliah di Bandung. Pengalaman yang sungguh luar biasa. Saya belajar banyak hal, selain semua mata kuliah yang harus diselesaikan. Pulang ke Garut rata-rata setiap dua minggu. Perjalanan dari terminal Guntur Garut menuju terminal Cicaheum Bandung naik bis itu kurang lebih 3 jam. Setelah sampai terminal Cicaheum, saya naik angkutan umum menuju Ledeng, sekitar satu jam. Lumayan, bagi saya itu perjalanan yang cukup panjang, hehe.

Sahabat, pernahkah ketika kecil main tebak-tebakan? Kalau saya sih sering, bahkan sampai sekarang, hehe. Salahsatu tebak-tebakan yang pernah dilontarkan teman saya waktu itu adalah kendaraan apa yang paling panjang? Ayo, apa coba jawabannya? Jawabannya adalah kereta api, hehe.

Kapan Anda terakhir naik kereta api dan berapa sering naik kereta api? Tentu jawabannya berbeda-beda.

Semenjak kecil, saya ingin banget mencoba bagaimana rasanya naik kereta api, tapi harapan tersebut belum bisa terwujud, karena pada kenyataannya belum ada kesempatan. Ketika saya kecil,  jarang bepergian jauh dan kalaupun berangkat ke suatu tempat, tidak menggunakan kereta api.

Berbicara tentang kereta api, Garut memiliki cerita yang spesial. Diawali dari panorama Garut yang sangat indah, pemerintah kolonial Belanda saat itu membangun jalur kerata api. Proyek kereta api Garut tersebut dikerjakan oleh Staatssporwegen (SS), perusahaan milik Belanda.

Menurut cerita kakek saya, berdasarkan cerita ke cerita, kereta api di Garut mulai ada sekitar tahun 1889-1990. Alhamdulillah, menginjak usia yang ke 100 tahun, kakek masih sehat wala’fiyat dan sering cerita banyak hal. Semoga Allah SWT selalu memberi kesehatan dan keberkahan dalam sisa usianya, aamiin. Berkaitan dengan perkembangan kereta api Garut, bahkan pada tahun 1921-an, pembangunan jalur kereta api dilanjutkan hingga ke Cikajang Garut. Dengan ada jalur kereta api Garut, banyak orang yang tertarik untuk berkunjung ke daerah Garut, termasuk orang Eropa. Mereka tertarik ingin menikmati keindahan alam Garut yang luar biasa. Sayang banget, dengan berbagai alasan, kereta Api Garut-Cibatu ditutup pada tahun 1983.

Setelah beberapa lama saya tinggal di Bandung, bersama beberapa teman, pada tahun 2005-an, harapan saya untuk naik kereta api tercapai. Saat itulah,  pertama kalinya saya naik kereta api. Kereta api ekonomi dan hanya satu atau dua gerbong, saya lupa, tapi terasa sangat istimewa. Waktu itu saya naik kereta api jurusan Bandung-Purwakarta.

Banyak hal yang mengesankan dari pengalaman pertama naik kereta api. Pertama tentang pembelian tiket, uang yang saya keluarkan untuk naik kereta api tersebut hanya Rp. 8.000. Sebuah harga yang bisa dikatagorikan murah untuk jarak sejauh itu.  Kedua, suasana di dalam gerbong kereta api. Sebagai orang yang baru merasakan naik kereta api, saya niat banget menikmati semuanya. Rasanya tidak mau ada yang terlewatkan sedikitpun. Lebay mungkin kalau menurut anak jaman sekarang, hehe. Suara kereta api yang khas, terdengar sangat istimewa di telinga.  Tempat duduknya yang saling berhadapan, sepasang-sepasang, beda dengan tempat duduk di angkutan umum lainnya, memberikan pengalaman yang berbeda.  Saat itu, pedagang asongan juga masih bisa masuk ke dalam kereta api. Mereka terlihat sangat semangat menawarkan dagangannya masing-masing. Saya tidak merasa terganggu dengan suasana tersebut. Justru, dengan melihat pemandangan seperti itu, banyak hikmah dan pembelajaran bagi saya. Ternyata untuk mendapatkan uang, setiap orang punya cerita tentang bagaimana bentuk perjuangannya masing-masing. Selama di perjalanan pun saya menikmati pemandangan alam yang sangat indah, apalagi memang saat itu merupakan pengalaman pertama ke daerah Purwakarta.

Pada tahun 2022, alhamdulillah jalur kereta api Garut mulai beroperasi lagi. Masyarakat menyambutnya dengan sangat antusias. Sejak diresmikan oleh Menteri Perhubungan, Bapak Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN, Bapak Erick Thohir, didampingi Direktur Utama PT Kereta APi Indonesia, banyak sekali masyarakat yang memanfaatkna pasilitas kereta api tersebut dalam melakukan perjalanan mereka. Termasuk diantaranya masyarakat yang hanya ingin jalan-jalan, menikmati dan melepas kangen terhadap transportasi yang sudah lama dinantikan tersebut.

Ada hal yang disayangkan pada awal beroperasi, karena situasi masih pandemi, jumlah calon penumpang masih dibatasi. Selain itu, bukti vaksinasi juga menjadi syarat utama calon penumpang bisa lolos naik kereta api. Namun demikian, alhamdulillah semua masyarakat sangat paham terhadap aturan tersebut. Demi kebaikan bersama, mereka semua mentaatinya dengan baik.

Alhamdulillah, pada bulan Juli tahun 2022, saya, suami, dan anak-anak bisa naik kereta api kembali.  Bagi saya, ini pengalaman kedua naik kereta api, entah kalau suami, hehe. Yang jelas, ini merupakan pengalaman pertama untuk anak-anak kami. Kami sepakat, selain karena lagi ramai perbincangan tentang kereta api yang baru beroperasi, kami juga ingin memberikan pengalaman naik kereta api terhadap anak-anak. Pengalaman tersebut sungguh terasa semakin istimewa, karena saya bisa menikmatinya bersama dengan keluarga tercinta. Kami selama ini belum ada tujuan mau naik kereta api ke mana. Selain anak-anak memang masih kecil, libur sekolah kamipun tidak sama.

Ada banyak perbedaan yang saya rasakan pada pengalaman naik kereta kedua ini. Perbedaan pertama, terasa dari pemesanan tiket. Mungkin karena masih terhitung baru dan pertimbangan lainnya, minat masyarakat untuk menggunakan transportasi kereta api sangat tinggi. Sehingga supaya dapat tiket, harus memesannya pada hari sebelumnya, baik secara langsung ataupun melalui online. Waktu itu, akhirnya suami membeli tiket secara online, meskipun sebetulnya jarak rumah ke stasiun tidak terlalu jauh. Terasa lebih efektif ternyata.

Saat memasuki gerbong, terasa semakin berbeda. Kereta yang kami tumpangi sebetulnya sama dengan yang waktu pertama kali, sama-sama kereta api kelas ekonomi. Kereta api kelas ekonomi sekarang sudah lebih nyaman ternyata. Selain bersih, ada pasilitas meja untuk penyimpanan barang/makanan, tempat menggantungkan sampah, dan untuk mengcarge handphone juga ada.

Sebelum sampai ke tempat tujuan, kami melewati beberapa stasiun pemberhentian. Yang awalnya kereta cukup lengang, pada akhirnya kereta api jadi penuh banget, sampai ada beberapa orang yang tidak kebagian tempat duduk. Tapi semuanya terlihat berusaha menyamankan diri dan menikmati perjalanan.

Selama perjalanan Garut-Bandung, dengan jarak tempuh 4 jam, rasanya seru banget. Sangat benar anggapan orang Belanda dulu, bahwa Garut memang memiliki pemandangan yang sangat indah.

Selama di dalam kereta api, kami bercerita ke sana kemari, termasuk meminta anak untuk bercerita tentang kesan yang dirasakan oleh mereka ketika naik kereta api.

Ketika sampai rumah, anak yang kecil bertanya: “Mah, kapan kita naik lagi kereta api?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SALSÉ

Nyarandé nyalsé na amparan Suku nanggunjar aya ku genah Kali-kali ramo gerak kutak ketik Leng deui ngahuleng   Niat haté hayang ng...